Pages

Kamis, 17 Juli 2014

PEMIMPIN AMANAH dan TIDAK AMANAH ( 2 - Habis )



PEMIMPIN TIDAK AMANAH


لسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله، الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه ووالاه، أما بعد:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَا قَالَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ لَمْ يَسْمَعْ حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ أَيْنَ أُرَاهُ السَّائِلُ عَنْ السَّاعَةِ قَالَ هَا أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ) رَوَاهُ البُخَارِيُّ(
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya . Berkata sebagian yang lain, “Rasul saw. tidak mendengar”. Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata orang Badui itu, “Saya wahai Rasulullah saw.“ Rasul saw. berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah Kiamat”. Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasul saw. menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah Kiamat” (HR Bukhari)

Hadits ini sebuah peringatan dari Rasul saw. agar amanah itu diberikan kepada ahlinya. Dan puncak amanah adalah amanah dalam kepemimpinan umat. Jika pemimpin umat tidak amanah berarti kita tinggal menunggu kiamat atau kehancuran..

Wahai Ikhwan dan Akhwat yang dirahmati Allah!
 Ciri-Ciri  Pemimpin yang "TIDAK AMANAH", adalah sbb:

Pertama, pemimpin yang tidak memenuhi syarat keahlian, yaitu sebagaimana syarat pemimpin yang disepakati ulama Islam, adalah: Islam, baligh dan berakal, lelaki, mampu (kafaah),  merdeka atau bukan budak dan sehat indera dan anggota badannya. Pemimpin yang tidak memiliki  syarat keahlian pasti tidak amanah. Misalnya, seorang yang tidak sehat indera dan anggota badannya dan menjadi pemimpin sebuah negara atau bangsa. Ia bisa dipastikan tidak mampu menjalankan amanahnya karena faktor kesehatannya, kemudian dia juga tidak mampu melakukan tugas-tugas yang berat karena cacat sehingga akhirnya lebih banyak berbuat untuk dirinya sendiri daripada untuk rakyatnya.
Begitu pula dengan syarat berakal, karena bila seorang pemimpin bodoh, tidak berakal, dan tidak mampu memimpin pasti orang itu juga tidak amanah, karena dia tidak mengerti apa yang seharusnya dikatakan dan diperbuat. Dan sangat mungkin ia akan diperalat oleh orang dekatnya atau kelompoknya.
Kewajiban kita wahai saudaraku, ialah memunculkan pemimpin bangsa dengan berpedoman pada syarat-syarat yang dituntut dalam Islam. Jika tidak maka kita semua berdosa, bahkan dosa besar. Kita semua harus berjihad untuk mewujudkan hal itu.. Bahkan Rasulullah saw. menyebutkan jihad yang paling utama adalah melakukan amar ma’ruf wa nahi munkar jika ada pemimpin yang tidak sesuai dengan syarat dalam Islam beliau bersabda, “Seutama-utamanya jihad adalah kalimat yang benar kepada penguasa yang zhalim”(HR Ibnu Majah, Ahmad,  At-Thabrani, Al-Baihaqi dan An-Nasai). Hadits yang lain, “Penghulu para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthallib dan seorang yang bangkit menuju imam yang zhalim,  memerintahkan  dan melarang sesuatu lalu ia dibunuh”(HR Al-Hakim)

Wahai Ikhwan dan Akhwat yang dirahmati Allah!
Ciri kedua pemimpin yang tidak amanah adalah mementingkan diri sendiri, keluarga dan kelompoknya. Jika pemimpin yang amanah melaksanakan segala kepemimpinannya untuk semua rakyat dan bangsanya, maka pemimpin yang tidak amanah melakukannya hanya untuk diri sendiri, keluarga dan kelompoknya. Ia tidak menegakkan keadilan bagi seluruh rakyatnya. Ia juga tidak mengembangkan kekayaan negeri untuk kepentingan rakyatnya, tetapi untuk kepentingan diri sendiri, keluarga dan kelompoknya saja, bahkan bila perlu dengan mengorbankan rakyat dan negaranya. Na’udzu billah min dzalika. 

Ciri ketiga adalah berlaku zhalim. Pemimpin yang tidak amanah bersifat zhalim. Dia melaksanakan kepemimpinan itu bukan untuk melaksanakan amanah, melainkan  untuk berkuasa dan memiliki segala kekayaan negeri sehingga dapat berbuat zhalim kepada rakyatnya. Yang dipikirkan adalah kekuasaannya dan fasilitas dari kekuasaan itu, tidak peduli rakyat menderita dan sengsara bahkan tidak peduli tumpahnya darah rakyat karena kezhalimannya.
Rasulullah saw bersabda:
إنها ستكون عليكم أمراء من بعدي يعظون بالحكمة على منابر فإذا نزلوا اختلست منهم وقلوبهم أنتن من الجيف فمن صدقهم بكذبهم وأعانهم على ظلمهم فليس مني ولست منه ولا يرد علي الحوض ومن لم يصدقهم بكذبهم ولم يعنهم على ظلمهم فهو مني وأنا منه وسيرد علي الحوض
“Sesungguhnya akan datang di tengah-tengah kalian para pemimpin sesudahku, mereka menasihati orang di forum-forum dengan penuh hikmah, tetapi jika mereka turun dari mimbar mereka berlaku culas, hati mereka lebih busuk daripada bangkai. Barang siapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu kesewenang-wenangan mereka, maka aku bukan lagi golongan mereka dan mereka bukan golonganku dan tidak akan dapat masuk telagaku. Barang siapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu kesewenang-wenangan mereka maka ia adalah termasuk golonganku dan aku termasuk golongan mereka, dan mereka akan datang ke telagaku.” (H.R. At-Thabrani)
Wahai Ikhwan dan Akhwat yang dirahmati Allah!

Ciri keempat adalah menyesatkan umat. Pemimpin yang tidak amanah akan melakukan apa saja untuk menyesatkan umat. Misalnya, dengan kekayaannya yang diperoleh secara zhalim membeli media masa untuk menjadi ‘corongnya’. Pemimpin  seperti ini adalah pemimpin yang berbahaya, bahkan lebih berbahaya dari Dajjaal –laknatullah-. Rasul saw bersabda:” “Selain Dajjaal ada yang lebih aku takuti atas umatku; yaitu para pemimpin yang sesat” (HR Ahmad).

Ciri kelima adalah membuat dan rusak dan hancur seluruh tatanan sosial masyarakat. Pemimpin yang tidak amanah akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran. Salah satu bentuknya adalah menjadi dominannya seluruh bentuk kemaksiatan, seperti kemusyrikan, sihir dan perdukunan, zina dan pornografi, minuman keras dan Narkoba, pencurian dan korupsi, pembunuhan dan kekerasan, dll.
Rasulullah saw. bersabda:
يخرج في آخر الزمان رجال يختلون الدنيا بالدين يلبسون للناس جلود الضأن من اللين ألسنتهم أحلى من العسل وقلوبهم قلوب الذئاب يقول الله: أبي يغترون أم علي يجترئون فبي حلفت لأبعثن على أولئك منهم فتنة تدع الحليم منهم حيران.
“Akan muncul di akhir zaman lelaki yang memanipulasi agama untuk kepentingan dunia, mengenakan pakaian yang halus-halus, lidah mereka lebih manis daripada madu tetapi mereka berhati serigala. Allah berfirman, ”Apakah kepada-Ku mereka sombong atau, kepada-Ku mereka berani. Atas nama-Ku mereka bersumpah. Maka akan ditimpakan kepada mereka fitnah, yang membuat orang-orang pandai jadi kebingungan” (H.R. Tirmidzi)

Wahai Ikhwan dan Akhwat yang dirahmati Allah!
Dengan demikian kita harus memunculkan pemimpin yang adil, yaitu pemimpin yang senantiasa menegakkan keadilan dan berbuat untuk kemaslahatan rakyatnya di dunia dan di akhirat.  Kita harus berjihad untuk sebuah proses lahirnya pemimpin yang adil. Kita harus menyiapkan ibu-ibu yang akan mencetak pemimpin yang adil. Kita juga harus menyiapkan sarana untuk terciptanya pemimpin yang adil, Dan akhirnya kita harus berdakwah, beramar ma’ruf nahi munkar agar mendapatkan pemimpin yang adil.
“Dan kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinan itu”. Umar bin Khathab r.a. berkata: Jika ada seekor keledai yang jatuh di Irak, maka aku akan ditanya di hadapan Allah Taala, kenapa engkau tidak memperbaiki jalan itu”
Doa kita adalah doa yang diabadikan dalam Al-Qur’an:
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa”.
Rasulullah saw, bersabda:
Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah di hari yang tiada perlindungan, kecuali perlindungan Nya: Imam yang adil….(Muttafaq ‘alaih)
“يوم من إمام عادل أفضل من عبادة ستين سنة، وحد يقام في الأرض بحقه أزكى فيها من مطر أربعين عاماً”.
 “Sehari bersama imam yang adil lebih baik dari ibadah seorang lelaki selama 60 tahun. Dan hukum hudud yang ditegakkan di muka bumi dengan benar lebih bersih dari hujan yang turun selama 40 tahun” (H.R. At-Thabrani dan Al-Baihaqi)
ثلاثة لا ترد دعوتهم: الإمام العادل، والصائم حين يفطر، ودعوة المظلوم
Tiga kelompok yang tidak ditolak doanya: Imam adil, orang yang berpuasa sampai berbuka dan doa orang yang tertindas” (H.R. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
أحب الناس إلى اللّه وأقربهم منه مجلساً يوم القيامة: إمام عادل، وأبغض الناس إلى اللّه يوم القيامة، وأشدهم عذاباً: إمام جائر
“Manusia yang paling dicintai Allah dan yang paling dekat kedudukannya di hari kiamat adalah imam yang adil. Dan manusia yang paling dibenci Allah dan paling keras azabnya adalah imam yang zhalim” (H.R. Ahmad, At-Tirmidzi dan al-Baihaqi)

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
 والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

PEMIMPIN AMANAH dan TIDAK AMANAH (1 dari 2)


PEMIMPIN AMANAH

Dalam al-Quran Rasulullah SAW diperintahkan untuk menyampaikan, “inni lakum rasuulun amiiri “. Artinya, sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang tepercaya bagimu. Redaksi yang sama terulang 6 kali di dalam al-Quran, diantaranya 5 kali dalam surat Asy-Syu’araa’ dan satu kali di dalam surat Ad-Dukhan.
Al Amin adalah orang yang amanah, terpercaya, dan bertanggung jawab. Allah SWT memerintahkan setiap hambanya untuk berlaku amanah, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya…” (QS. An-Nisa’ [4]: 58).
Siapapun yang menjadi pemimpin hendaklah bertanya, “Apakah saya dipercaya atau tidak oleh orang yang saya pimpin?” Jika setiap orang merasa ragu kepada kita, maka kesediaan mereka untuk mematuhi apalagi berkorban menjadi minimal. Semakin banyak keraguan semakin tidak efektif dalam memimpin.

Bagaimana agar orang percaya dan tidak ragu kepada kita? Bagaimana Pemimpin yang AMANAH?

Pertama, pemimpin yang amanah adalah orang yang menjadi kuburan bagi aib orang lain, bukan yang sering membeberkan kekurangan rekan dan karyawannya, apalagi membeberkan kekurangan anggotanya. Makin banyak membeberkan rahasia dan kekurangan orang lain, makin jatuh kredibilitasnya.
Berhati-hatilah terhadap orang yang sering menceritakan aib orang lain karena jika ia berani menceritakan aib-aib orang lain kepada kita, apa sulitnya dia menceritakan aib kita kepada orang lain.

Kedua, pemimpin yang amanah setiap kali mengucapkan janji berusaha sekuat tenaga memenuhinya. Nabi Muhammad SAW pernah tiga hari tiga malam datang ke sebuah tempat hanya karena ada janji dan orang yang berjanjinya lupa, tetapi Nabi tidak marah, karena keberuntungan bagi beliau adalah kemampuan memenuhi janji.
Seringkali orang mudah memberi janji dan melupakannya, tapi orang yang diberi janji biasanya tidak akan lupa. Pemimpin yang amanah bisa dilihat dari kehati-hatiannya berjanji, sedikit janjinya, tetapi selalu ditepati.
Berhati-hatilah terhadap calon pemimpin yang mudah mengobral janji. Seorang calon pemimpin yang banyak memberikan janji jangan langsung dipercaya. Jika akan memilih pemimpin, lebih baik pilihlah orang-orang yang sepanjang hayatnya memberikan bukti daripada yang hanya bisa memberikan janji.
Setiap amanah yang akan diberikan kepada kita harus benar-benar diperhitungkan terlebih dahulu apakah mampu mempertanggung-jawabkannya atau tidak. Setiap pejabat tentu mengucapkan sumpah sebelum mengawali tugasnya.
Menyebut sumpah itu sudah merupakan janji, apalagi menyebut ‘Demi Allah’. Orang yang mempunyai jabatan, pangkat, kedudukan, jika dia tidak mampu mempertanggung-jawabkannya, maka semuanya itu justru menjadi jalan kehinaan bagi dirinya. Terlebih lagi masyarakat kita sekarang sudah semakin kritis.
Semakin tinggi jabatan, jika terjatuh (karena tidak amanah), maka benturannya akan semakin meremukkan. Oleh karenanya jangan tamak dengan kekuasaan dan jabatan, tapi bersungguh-sungguhlah menunaikan tanggung-jawab.

Ketiga, pemimpin yang amanah akan bertanggung jawab terhadap setiap perkara sekecil apapun. Setiap berkata benar-benar tidak ada keraguan, tidak meremehkan waktu walau sedetikpun, karena detik juga berharga (telat sedetik, semenit, sejam, semuanya sama saja yaitu telat), jika jual beli pantang mengambil hak orang lain.
Membangun kepemimpinan diawali dengan amanah terhadap hal-hal kecil terlebih dahulu. Pemimpin yang baik tidak hanya sukses di kantor, tapi juga harus sukses di rumah. Tidak sedikit para pemimpin yang mampu mengatur sistem, kantor, atau perusahaan dengan baik, tetapi tidak berhasil membangun keluarganya dengan baik.
Tidak sedikit pejabat yang terjatuh akibat istrinya tidak dibina dengan baik. Oleh karena itu didiklah keluarga, istri, dan anak-anak kita. Jika tidak, maka kita bisa jatuh oleh istri dan anak-anak kita sendiri.
Firman Allah dalan Al-Quran, “Hai orang-orangyang beriman, sesungguh-
nya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang. ” (QS. At Taghaabun[64]: 14)

FORUM TA’ARUF DAN ORIENTASI (FORTASI) SISWA SEKOLAH MUHAMMADIYAH

FORTASI

FORUM TA’ARUF DAN ORIENTASI (FORTASI) SISWA SEKOLAH MUHAMMADIYAH


Hai temen-temen bagaimana kabarnya ? Selamat ya buat kalian yang sudah lulus sekolah sehingga bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Bagi yang lulus SD/MI bisa masuk ke SMP/MTs sedangkan yang lulus SMP/MTs bisa Nglanjutin sekolah ke SMA, SMK, ataupun MA. Nah karena sek...arang kita dalam suasana baru ni, pasti banyak hal yang baru juga, iya kan dimana kita dapat sekolah baru, teman baru, kelas baru, pakaian baru kalo yang baru, dst

Oh iya kakak disini akan menjelaskan apa sih FORTASI itu ? ada yang tau nggak ? Kalo kalian menjawab Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa betul banget tu ! kalo betul kakak kasih nilai 100 deh. Di Fortasi ini kalian akan bertemu dengan teman-teman baru yang berasal dari berbagai tempat, maka kita perlu berkenalan karena kata pepatah tak kenal maka ta’ruf dong. Masih belum mudeng bin dong juga ya apa itu ta’aruf ? Ta’aruf itu sama aja dengan berkenalan. Ya biar dikatakan gaul aja, tau dikit-dikit tentang bahasa arab. Iya kan fren?

kenapa ada FORTASI?Ok secara singkatnya dalam suatu organisasi itu ada istilah perkaderan yang dimana merupakan salah satu kegiatan yang amat penting yang harus dilaksanakan oleh sebuah organisasi guna menjaga eksistensinya. Begitu juga Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) perlu mengadakan perkaderan guna menjaga kelangsungan hidupnya

Nah kalo IPM itu apa sih? Akukan baru masuk sekolah Muhammadiyah jadi gak tau. Sekilas pandang aja ya ! IPM itu merupakan suatu organisasi yang terdiri atas pelajar-pelajar Muhammadiyah yang di gunakan sebagai wadah kegiatan dan sarana dakwah khususnya dakwah di lingkungan sekolah. Selain itu IPM juga merupakan wadah untuk menyampaikan apresiasi dan potensi yang dimiliki serta temen-temen bisa berekspresi bebas asalkan hal yang positif ya!

Nah sekarang dah tau sedikit kan gambaran FORTASI dan IPM itu, mau tau lebih banyak lagi nggak ? Kalo mau yuk kita kaji lebih dalam mengenai FORTASI tentang pengertian, terus tujuanya secara jelas maka baca tulisan di bawah ini karena sesuatu yang nggak jelas itu remang-remang. Dan kalo yang remang-remang begitu nanti bisa ditangkap SATPOL PP.

Pengertian FORTASI
FORTASI itu sebenarnya akronim (kepanjangan) dari “Forum Ta’ruf dan Orientasi Siswa” yaitu suatu kegiatan yang terprogram secara sistematis dan terpadu untuk menumbuhkan dan mengembangkan semangat keberagaman dan kepekaan sosial serta merangsang kesadaran berkarya untuk mengembangkan minat dan potensi yang ada pada siswa ketika memasuki sekolah Muhammadiyah dan terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan segala kegiatan yang berlangsung di sekolah.

Tujuan FORTASI
Setiap kegiatan itu pasti punya tujuan. Kenapa kegiatan itu mau dilaksanakan, sama juga FORTASI pun juga punya tujuan. Tujuan fortasi dibagi menjadi dua yaitu :

Tujuan umum

Terciptanya pelajar muslim yang mempunyai minat dan kemampuan untuk mengembangkan potensi diri serta kesadaran untuk selalu kreatif dan peka terhadap lingkungan sosial yang dilandasi oleh semangat keagamaan untuk membantu mengorientasikan proses pendidikan siswa di sekolah Muhammadiyah.

Tujuan khusus

Setelah mengikuti FORTASI ini temen-temen diharapkan bisa menjadi pelajar muslim yang :

Punya minat dan mau menjalankan agama islam dengan baik dan benar;
Punya semangat untuk mengembangkan diri baik secara intelektual, skill, maupun sosial.
Kenal dan dekat dengan Muhammadiyah serta ortomnya (organisasi otonom Muhammadiyah seperti : Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Hisbul Wathan)
Mampu membuat suasana yang akrab dan damai yang dilandasi semangat ukhuwah islamiyah dengan semua peserta.

Selain itu FORTASI juga di gunakan sebagai sarana pengkaderan bagi IPM yang benar-benar berjiwa IPM. Perkaderan ini lebih bersifat prakondisi, yakni berusaha mengantarkan temen-temen dan mempersiapkan temen-temen kepada proses selajutnya. So… setelah kegiatan ini minimal kalian paham dan tahu serta akan tertarik untuk terlibat didalam Ikatan Pelajar Muhamadiyah (IPM).
Dan beberapa hal yang penting dalam FORTASI adalah FORTASI bukan pekaderan formalitas belaka yang dilaksanakan untuk memenuhi konsekuen sebagai pelajar Muhammadiyah, tapi juga untuk menumbuhkan kecintaan pada organisasi.
IPM juga merupakan wadah yang bersifat ideologis, ritual yang luas dan fleksibel serta memungkinkan untuk mewadahi minat temen-temen pelajar yang beraneka ragam yang tumbuh bukan karena keterpaksaan namun timbul dengan sendirinya tanpa ada paksaan.
Dalam FORTASI pun ada beberapa hal utama yang menentukan, yakni :

Penyampaian materi
Peserta
Instrumen-instrumen
Metode dan pendekatan
Pengaturan atau terjadwal

Dalam hal ini penyampaian materi sangat berperan terutama penyampaian materi harus sesuai dengan keadaan temen-temen peserta FORTASI serta harus mengunakan metode yang sesuai dengan kondisi peserta FORTASI. Hal ini dikondisikan agar bersifat komunikatif dan dialogis tanpa mengesampingkan pada penekanan poin-poin tertentu
Nah…. Diharapkan setelah Fortasi ini temen-temen punya nilai tambah tersendiri terutama bagi yang akan menjadi anggota IPM nantinya. Suatu kegiatan itu tidak akan tercapai tujuanya tanpa ada kerjasama dan pengertian dari semua komponen. So…. pemateri dan peserta harus saling pngertian ya, agar tujuanya bisa tercapai. Ok! Sukron